Setiap yang hidup akan mati, setiap yang bertemu akan berpisah

dhani
2 min readNov 19, 2023
Persimmons by Kōno Bairei (1844–1895). Digitally enhanced from our own original 1913 edition of Bairei Gakan.

Kukira aku akan kuat, tapi tidak, dan itu tak apa. Aku merasa bersedih, merasakan ketakutan, beberapa hari ini hidup seperti dikejar oleh bayang-bayang masa depan. Apakah aku akan cukup? Apakah aku akan hidup layak, atau apakah segala yang aku miliki saat ini akan mencukupi?

Aku berharap bisa hidup dengan lebih baik. Tapi aku merasa sudah tak lagi punya daya untuk berusaha. Setiap hari aku digempur kesedihan, penyesalan dari peristiwa di masa lalu, juga rasa rendah diri karena tak bisa sebaik teman-temanku. Barangkali ini mengapa aku menyimpan duka erat-erat.

Duka membuatku lemas, membuatku merasa layak dikasihani. Semua ada di kepala, tapi apa yang kita pikirkan tak mudah dihilangkan. Aku bisa saja mengobati sakit kepala, membersihkan lecet, tapi apa yang bisa membuat kita tenang saat dihajar kecemasan? Bukankah ia nyata, senyata nafas yang diambil?

Aku berharap besok bangun dengan lebih baik. Berharap bahwa dunia akan menjadi lebih bisa dihadapi. Aku tak ingin hidup dalam kecemasan. Dalam ketakutan yang aku buat sendiri. Tapi perasaan-perasaan ini akan aku hadapi. Aku tak ingin lari dari mereka, tapi juga tak ingin membuat mereka berkuasa atas aku.

Saat ini banyak sekali kegetiran. Tragedi di Gaza dan Sudan, kekerasan di berbagai pelosok nusantara, ketidakadilan yang bertahun dihadapi, hingga ketidakpastian kerja di hadapan resesi ekonomi. Aku berharap kita semua dikuatkan, aku berharap kita semua kuat menghadapi ini.

Aku tahu kamu juga merasakan yang sama, mungkin lebih, tapi aku berharap kita bisa saling menguatkan. Aku tahu mungkin saat ini kamu ingin menyerah, karena itu yang paling mudah. Hidup menghadapi segala derita, segala keputusasaan, membuat kita merasa lemah. Tapi aku berharap kamu menunggu sehari saja, sampai kita lebih kuat.

Apa pun yang sedang kamu hadapi, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Terkadang, menunggu sehari saja bisa memberikan perspektif baru atau memberi kita kekuatan yang tak terduga. Jika kamu merasa lemah, itu bukan tanda kegagalan; itu adalah tanda bahwa kamu manusia. Setiap langkah kecil menuju kebaikan adalah pencapaian yang berarti.

Meski dihajar duka, meski dibuat menderita. Aku berharap kita tetap jadi manusia. Saling peduli terhadap sesama. Saling mendoakan dan saling menjaga satu sama lain. Semoga kita bisa jadi lebih baik dari hari ini. Semoga besok akan lebih mudah dihadapi dan kita lebih lembut pada diri sendiri.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

Responses (5)