Ruang

dhani
3 min readJun 28, 2020

Jadi begini, kamu yang sedang kecewa, disakiti, teraniaya dan dikhianati kemudian ditinggalkan. Orang yang mengaku mencintaimu, pergi begitu saja, hilang, dan tak kembali. Kamu merasa sedih, perih dan menderita. Ingin menyerah, menyerah pada keadaan yang menyedihkan ini. Kamu berpikir Lebih baik mati daripada diperlakukan seperti ini. Itu wajar belaka kamu manusia, bukan dewa, bukan malaikat, bahkan setan bisa merasa kecewa kan?

Kamu mengharapkan jalan keluar yang mudah, yang murah, yang efisien, yang tak ribet dan pastinya tak merepotkan siapapun. Kamu ingin semua yang kamu rasakan itu hilang, tentang perih yang tak tertahankan, tentang sakit yang tak terucapkan, dan tentang sedih yang tak tertanggungkan. Kamu ingin menukarkan semua rasa itu dengan apapun, ditukar dengan sebuah rasa kosong, sebuah rasa hampa dan mungkin sebuah rasa sepi. Ya manusiawi, kamu manusia, terkadang perasaan yang diberi Tuhan itu begitu khianat.

Dalam keadaan yang demikian, menjadi bodoh itu mudah, tapi bersikap cedas itu luar biasa sulit. Keadaan yang membuat kamu jadi lemah, segala macam kekuatan yang kamu miliki itu malah seakan hilang, seakan tidak berguna dan seakan tidak berarti. Padahal segala kekuatan kamu itu ada di tempatnya, tidak kemana-mana, masih berguna dan masih bermanfaat. Sesederhana kamu lupa, maka hal sederhana yang bisa kamu lakukan adalah mengingat; “Aku kuat dan Aku mampu,” say the magic word, kamu tahu efek kekuatan yang kamu miliki itu bakal meningkat jauh lebih dari apa yang orang bisa bayangkan.

Kamu masih resah, masih gundah, masih tidak percaya, masih takluk dan masih terpuruk. Wajarlah, kamu manusia, bukan wonderwoman, bukan superman, dan bukan macan. Kamu manusia, sesederhana itu kamu harus menerima keadaanmu. Tetapi jangan lupa, kamu jadi manusia dengan perangkat yang lengkap, punya otak yang bisa kamu gunakan untuk berpikir, kamu punya hati yang bisa kamu gunakan untuk berbagi dan kamu masih punya anggota badan yang bisa kamu gunakan untuk melawan. Semuanya ada, tinggal bagaimana kamu menggunakan semua yang kamu miliki untuk bangkit dan menyelesaikan apa yang menjadi bebanmu.

Apa sebenarnya salahku, sampai harus mengalami semua ini?

Klasik, hal standar dan hal biasa yang selalu diajukan pada setiap orang yang mengalami permasalahan. Tetapi jarang toh kamu bertanya, “apa yang bisa saya pelajari dari semua ini? Apakah saya akan jadi lebih baik?”

Maka cobalah untuk bertanya. Karena kalau kamu mampu, kamu akan jadi hebat, jadi luar biasa dan jadi jagoan.

Cobalah untuk sibuk, cobalah untuk melupakan, dan cobalah untuk mengingat. Saat kamu sibuk, kamu akan lupa, dan saat kamu lupa, cobalah mengingat segalanya dengan perspektif yang lebih bijak, lebih dewasa dan lebih luas. Karena dalam sebuah permasalahan seringkali relasi yang ada adalah tentang ‘aku sebagai subjek’ bukan ‘aku sebagai objek’.

Memang setiap masalah adalah tentang kamu? Belum tentu, seringkali masalah adalah bagaimana kamu menempatkan diri dan memandang masalah itu. Belajarlah untuk memandang lebih luas, karena hidup terlalu sempit jika kamu pikir ‘hanya tentang aku’.

Untuk bahagia kamu harus sedih, untuk senang kamu harus sakit, dan untuk gembira kamu harus menderita. Apa enaknya kehidupan yang senang terus, yang gembira terus, yang bahagia terus? Gak enak, hidup jadi datar. Tubuhmu akan kena diabetes karena kebanyakan makan manis, tubuhmu akan obesitas karena kebanyakan makan enak, kamu akan menua dan menjadi imbisil.

Sesederhana itu hidup. Mungkin untuk saat ini susah memahami itu, karena kamu masih berpikir, saat ini kamu orang yang paling menderita di dunia. Hamdan ATT boleh jadi orang termiskin di dunia, tapi orang paling menderita di dunia ya tetap kamu.

Mengasihani diri itu enak, menyenangkan, dan yang pasti melenakan. Kamu akan melihat seribu satu alasan mengapa kamu musti dibantu, musti dihibur dan musti dituruti. Masalahnya adalah orang lain juga mengalami masa-masa itu dan kebanyakan dari mereka sudah tuntas melewati hal itu tanpa bantuan orang lain. Mereka merasa gak punya kewajiban buat menolong kamu, menghibur dan menuruti kamu. Yang bisa membantumu, ya dirimu sendiri.

Seringkali kamu terjebak dalam dilema satu malam. Apa yang kamu pikirkan sekarang akan berbeda keesokan harinya. Tidak apa itu manusiawi. Soe Hok Gie kamu tau? Salah satu jagoanku pernah melenting hidupnya, tergeletak di titik nadir, mempertanyakan hidup dan perjuangannya. Toh tidak membuat dia jadi fatalis dan mengafirmasi kehidupan sebagai tirani. Dia keluar dari kepompong yang saat ini kamu rasakan dan sukses menjalani hidup.

Hidup adalah soal keberanian menghadapi yang tanda tanya tanpa kita bisa mengerti, tanpa bisa menawar, terimalah dan hadapilah. Itu prinsip Gie, kuceritakan padamu agar kamu paham. Di jagat raya yang maha luas dan Indonesia yang sempit ini, bukan cuma kita yang sedih dan merasa tersakiti. Banyak orang yang mengalaminya, memang tidak ada peringkat dalam kesedihan, tetapi ada banyak cara menghadapi kesedihan.

Kamu berhak kok merasa menderita. Perasaanmu valid, segala kesedihan, kemarahan, kebencian, dan rasa perih yang kamu rasakan saat ini, semuanya valid. Semoga kamu bisa mengatasinya.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet