Ramadhan Gratitude Writing Group

dhani
3 min readMar 10, 2024
Page from a Manuscript of the Qur’an (5:56–60; 5:60–64)

Halo Teman-teman, aku ingin mengajak kalian untuk bikin inisiatif menulis rasa syukur. selama ramadhan. Awalnya ide ini muncul di Instagram, lantas iseng membuat polling. Kukira, ah paling yang menjawab 10–15 orang saja (selama ini kalau bikin polling yang partisipasi segitu), tapi malah hasilnya di luar dugaan. Lebih dari 200 orang mengungkapkan tertarik untuk inisiatif menulis ini.

Aku terinspirasi (atau bahkan meniru) cara kerja gerakan 30 Hari Menulis. Aku melihat dan membaca banyak cerita-cerita sederhana, tentang keseharian, tentang kebahagiaan, tentang duka, hingga tentang hidup. Itu membuatku merasa teduh, merasa gembira, lebih dari itu bersyukur. Ada banyak hal baik di sekitarku, yang luput dihargai karena kita fokus pada hal yang besar.

Ramadhan Gratitude Writing Group adalah nama sementara, karena intinya memang sekelompok orang yang mau menulis syukur sepanjang ramadhan, kupikir kenapa ngga sekalian dibuat klub?

Lalu bagaimana caranya? Konsep ramadhan gratitude writing group atau menulis rasa syukur ramadhan yang aku bayangkan sebenarnya sederhana saja. Berisi tiga aspek penting yang kukira membantu kita untuk konsisten bersyukur, yaitu:

Apa hal sederhana yang kamu syukuri hari ini?

Apakah ada ayat dalam Al Qur’an yang beresonansi terhadapmu hari ini?

Apa harapan yang kamu panjatkan dalam doa besok?

Outputnya bisa berbentuk tulisan tangan, artinya menulis langsung dalam jurnal yang kamu miliki. Atau jika mau, posting setiap hari jelang berbuka di Instagram atau Blog yang dibuat sepanjang bulan ramadan. Bisa ditulis jelang sahur, setelah buka, tau siang hari ketika istirahat siang.

Lalu bagaimana caranya mengikuti inisiatif Ramadhan Gratitude Writing Group?

  1. Inisiatif ini gratis, kamu ga perlu daftar, mungkin kamu hanya perlu niat. Bahwa sepanjang ramadhan kali ini, aku mau lebih banyak bersyukur daripada mengeluh.
  2. Kamu bisa menulis di medium manapun, blog, jurnal, instagram caption, atau twit. Jika mau berbagi di Instagram bisa pakai tagar #RGWG dan mention akun ig @MerekamSyukur. Sebisa mungkin aku akan repost.
  3. @MerekamSyukur adalah akun baru yang dikelola aku dan seorang teman, berguna sebagai arsip, catatan, juga ruang berbagi jika ada yang mau.
  4. Mengapa lintas medium? Kenapa ngga di Instagram saja? Seperti yang aku bilang di awal, ini adalah upaya mencatat syukur, tentang bagaimana caranya, aku pikir mendikte cara akan merepotkan. Di IG harus ada foto, atau mungkin ada yang ingin lebih nyaman menggunakan blog. Jadi ya aku putuskan untuk membebaskan caramu untuk bersyukur.
  5. Tulisan yang ada bentuknya bebas, mau esai, cerpen, puisi, atau bahkan tanya-jawab ngga masalah. Apapun yang membuatmu merasa tenang, lega, gembira, dan bersyukur.
  6. Kapan waktu untuk post? Bebas, terserah kapan kamu mau.
  7. Apakah ada penalti jika tak menulis? Ngga ada, ini adalah komitmen kamu dan dirimu sendiri. Apakah ada pemenang? Insyaallah semua pemenang pas lebaran.
  8. Takut kehabisan ide? Pasti ada banyak hal yang bisa membuatmu bersyukur, pasti ada ayat favorit yang membuatmu gembira, dan pasti ada harapan yang ingin kamu raih. Dan ngga apa menulis hal yang sama setiap hari.
  9. Aku sangat terbuka terhadap masukan atau jika ada sukarelawan yang mau bantuin.

Oh iya, aku percaya masing-masing dari kita bisa membedakan mana riya’ dan mana syukur. Meski mirip, intensi adalah hal yang membedakan penyampaian keduanya. Sebisa mungkin menggunakan bahasa sederhana, yang penting bagimu, dan terbuka terhadap segala respon. Kita ngga bisa mengatur reaksi orang lain, tapi kita bisa mengatur bagaimana harus merespon reaksi itu.

Ingat tiga hal penting di awal: Apa yang disyukuri hari ini, apakah ada ayat yang menurutmu terasa baik hari ini, dan apa doa untuk besok. Semoga dengan usaha ini, kita bisa lebih bersyukur, lebih gembira menjalani ibadah puasa, dan lebih dari itu membantumu meringankan segala beban yang ada di dada.

Lalu bagaimana jika kamu ateis atau bukan muslim, apakah boleh ikutan? Tentu saja dong. Misalnya untuk poin ayat Qur’an bisa diganti kutipan buku favorit dan untuk doa bisa diganti harapan baik. Selain itu tidak wajib diposting di sosial media, kamu bahkan bisa menulis di buku/jurnal yang kamu miliki.

Apakah nanti akan ada mailing list atau grup telegram? Sedang dipertimbangkan, tapi karena semua ini masih aku urus sendiri, dan tak bisa fokus, aku merasa akan tidak adil pada kalian. Jadi jika ada yang mau bikin grup komunikasi, kita buat seiring berjalan waktu, ya. Aku pengen banget bisa baca tulisan kalian semua, belajar bersama kalian, dan berbagi pengetahuan yang kumiliki.

Ini inisiatif yang belum sempurna, dan aku juga ga berharap mengejar kesempurnaan. Semoga seiring waktu akan ada perbaikan yang bisa dilakukan, untuk membuat kita jadi manusia yang lebih baik. Aku berharap inisiatif bersyukur ini bisa diakses siapapun dan bisa dilanjutkan di luar bulan ramadhan.

--

--

dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?