Sesak

dhani
2 min readJul 3, 2020

Aku kira pasrah bukan berarti kita menyerah pada keadaan tanpa berusaha. Pasrah adalah tahapan di mana kita menerima apapun hasil yang diperoleh dari kerja keras atau usaha kita. Pasrah adalah sikap paripurna ketika kita telah mengupayakan apa yang kita bisa, tapi kemudian terbentur oleh keadaan, tak bisa lagi berusaha dan menerima segala hasilnya.

Aku merasa kondisi yang ada saat ini membuat kita ingin menyerah tanpa berusaha. Pandemi, kemungkinan kehilangan pekerjaan, depresi, putus dari pasangan, tidak adanya support system, membuat kita merasa sendiri, dan tidak ingin lagi melanjutkan hidup yang demikian berat.

Aku berharap kalian, siapapun yang sedang dalam kondisi terhimpit, tidak menyerah tanpa berusaha. Aku tahu ini permintaan yang egois, meminta seseorang terus berjuang tanpa menyadari kondisinya. Menyerah tanpa berusaha bisa jadi lebih mudah. Menyerah membuat kita tak perlu melewati kondisi berat, atau keadaan yang tidak menyenangkan.

Aku pernah mengalami itu, keadaan yang terpojok dan akhirnya menyerah. Hal yang aku sesali bukan karena aku menyerah, tapi aku tidak berusaha. Seandainya aku berusaha lantas gagal, aku mungkin tidak akan menyesal. Setidaknya aku telah berusaha, aku telah memperjuangkan apa yang aku anggap benar, apa yang aku anggap penting.

Pasrah bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Pasrah berarti telah mengupayakan segala hal yang kita miliki untuk mengubah keadaan. Memanfaatkan tubuh, pikiran, materi, dan tenaga untuk memperjuangkan apa yang kita anggap penting. Kemudian setelah semua selesai dilakukan, pasrah adalah menerima segala hasilnya. Keberhasilan atau kegagalan.

Kegagalan tidak mendefinisikan kita, usaha keras yang membentuk kita. Tentu hasil penting, seringkali yang paling utama. Orang tidak mau tahu bagaimana proses, kerja keras, atau tahapan kita dalam mengusahakan sesuatu. Semua tadi jadi berharga karena membentuk mental, pola pikir, dan jadi pengalaman berharga.

Rasa takut untuk memulai lagi setelah menghadapi kegagalan itu wajar. Rasa takut untuk menghadapi trauma karena beban mental diri yang terlalu besar juga wajar. Kita punya proses, momentum, dan fase sendiri. Jika hari ini tidak bisa, kita masih bisa lanjut besok, dan seterusnya.

Aku tidak tahu apakah ini membantu. Tulisan ini berantakan, tidak jelas subjek dan predikatnya, tidak jelas membahas apa. Aku hanya berharap apa yang aku pikirkan tentang pasrah dan berusaha bisa membantumu.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet