Dua hari lalu saat konseling dengan seorang psikolog, saya diajarkan untuk mengsugesti diri. Ini hal yang baru. Saya pikir kepala kita bukan perangkat lunak yang bisa diretas untuk melakukan apa yang kita mau. Saat sedih ya berarti ada faktor luar yang membuat perasaan kita sedih, kita tak bisa melakukan apapun kecuali tunduk pada persaan itu. Tapi ternyata, kata psikolog saya, perasaanmu tidak menentukan dirimu.
Saya kemudian belajar untuk membuat jurnal, mencatat apa yang saya rasakan, apa yang membuat saya tidak nyaman, dan membuat percakapan imajiner dengan diri sendiri. Apa yang membuat kamu resah? Apa yang kamu inginkan? Apa yang kamu takutkan? Upaya dialog ini rupanya sedikit membantu saya memahami diri sendiri.
Tentu cara ini tidak bisa diaplikasikan ke semua orang. Saya bukan psikolog atau ahli kejiwaan. Saya mendorong anda, siapapun yang sedang butuh bantuan, untuk menghubungi profesional. Cara ini berhasil pada saya dan belum tentu akan berhasil pada anda.
Setiap malam saya mengalami susah tidur karena banyak hal yang saya pikirkan. Kesalahan di masa lalu, kecemasan akan masa depan, perasaan kosong karena kesepian, juga keinginan untuk memperbaiki yang rusak. Semua datang bertubi-tubi dan membuat saya tak bisa tidur. Seringkali untuk mengatasi ini saya mencari pelarian.
Ponsel dan media sosial menjadi salah satu cara paling gampang untuk mengatasi kecemasan dan rasa takut tadi. Buka instagram, scroll-scroll, tutup. Buka twitter, scroll-scroll tutup. Buka facebook, tutup. Buka instagram lagi, scroll-scroll tutup lagi. Mulai dari jam 9 malam sampai jam 1 pagi. Saya hanya ingin perasaan kosong dan takut tadi dilupakan.
Dua hari terakhir saya mencoba mengkonfrontasi perasaan kosong tadi. Mencari tahu asal usul dari perasaan cemas dan takut yang saya alami. Saat mengkonfrontasi hal-hal tadi saya kemudian menyadari bahwa menjadi manusia, kita ditakdirkan atau dipastikan akan membuat kesalahan.
Maka hal yang penting kamu lakukan adalah meminta maaf saat berbuat salah, memperbaiki diri jika bisa, menyadari diri ini sebagai mahluk yang lemah, dan kamu tidak bisa menyenangkan semua orang. Kamu hanya bisa mengendalikan apa yang kamu bisa atur. Perasaanmu, perilakumu, dan keadaanmu sendiri.
Setiap perasaan sedih dan rasa marah itu hadir saya mempersilakan mereka untuk ada. Saya merengkuh tiap perasaan itu, membiarkan mereka mengambil alih tubuh saya, sampai saya bisa nyaman dan mulai bertanya. Mengapa kamu takut? Mengapa kamu kecewa? Mengapa kamu marah? Mengapa kamu kesepian? Dan mengafirmasi mereka sebagai bagian dari diri sendiri.
Perasan saya valid. Kehilangan, resah, takut, capek, lelah, marah, dan berharap. Semuanya valid dan tak ada yang perlu disesali hanya karena saya tak bisa menerima semuanya dalam satu waktu. Setiap perasaan itu saya terima dengan terbuka, hanya karena merasakan hal itu tidak membuat saya jadi invalid dan jadi buruk
Saya terima, perasaan kehilangan membuat pikiran jadi resah, takut tidak akan ada lagi yang bisa menggantikan. Ketakutan itu adalah hal yang wajar. Kelak akan ada saat-saat saya menjadi berani dan menjadi tabah. Mungkin tidak hari ini dan itu baik-baik saja.
Saya lelah karena harus terus menerus merasakan marah sambil berharap. Perasaan ini valid, perasaan ini tidak nyaman, tapi tidak membuat saya jadi buruk hanya karena marah. Saya bisa meluapkan kemarahan dengan agresivitas, atau mengambil jeda diam sejenak, dan mengambil nafas untuk menenangkan diri.
Saya bisa mengendalikan perasaan saya. Perasaan saya tidak mendefinisikan siapa saya. Hanya karena saya sedih, bukan berarti saya lemah. Hanya karena saya marah, bukan berarti saya tak bisa jadi orang baik. Kemarahaan, rasa sesak, segala beban yang ada saat ini hanya sementara, ia akan hilang dan kondisi akan membaik.
Pelan-pelan saya menerima bahwa saya tidak sempurna, saya salah dan akan membuat kesalahan lagi. Saya akan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, saya akan belajar lebih baik agar tak lagi terjebak pada hal buruk yang sama. Belajar lebih banyak mendengar, memaafkan, dan menghargai orang lain.
Semoga harimu menyenangkan.