Saat ini di satu tempat yang jauh, di tempat ketika pandemi bukan masalah, seseorang sedang menemui orang yang akan ia nikahi. Sementara satu orang lain, yang kurang beruntung, sedang berniat menemui kekasihnya untuk mengakhiri hubungan yang telah berjalan tujuh tahun.
Saat ini di satu tempat yang lebih baik dari tempatku berada, seseorang sedang memberanikan diri untuk menelpon orang tuanya, yang telah bertahun-tahun tak pernah dihubungi sejak orang itu memutuskan minggat. Sementara satu orang lain, yang lebih beruntung, akhirnya bisa bertemu dengan anaknya usai sidang hak asuh yang memakan waktu bertahun-tahun.
Saat ini di satu tempat yang lebih cerah dari tempatku duduk, seseorang tengah mempersiapkan diri untuk bekerja setelah berbulan-bulan menganggur. Sementara satu yang lain yang kurang beruntung, tengah mengemas benda-benda pribadi dari atas meja kerjanya setelah mendapatkan surat putus hubungan kerja.
Mungkin hari ini tak penting bagimu. Mungkin hari ini hanya hari minggu biasa. Bangun siang setelah pesta mabuk semalaman. Kamu tak pernah menyadari bahwa hari ini mungkin hari terakhir kamu bertemu orangtuamu, atau ini hari terakhir kamu tertawa bersama orang-orang yang kamu sayang.
Karena aku harap, ketika sahabatmu bertanya apa yang terjadi pada kita, kamu akan mengakui kamu telah membuat kesalahan. Aku harap bertahun-tahun setelah hari ini, kamu akan menyadari bahwa melepasku adalah kesalahan paling besar yang terlah kamu lakukan.
Aku berharap kelak kamu akan menemukan seseorang yang akan membuatmu meragukan apa yang kamu kerjakan. Aku berharap kamu akan menemukan orang yang membuatmu merasa kerdil dan kurang. Saat itu kamu akan menyadari bahwa keberadaanku, yang memberimu semangat dan kepercayaan diri demikian berharga.
Kelak saat kamu melihatku menjadi sosok yang lebih baik, kamu akan menyesal telah membuatku pergi. Kelak saat kamu melihatku menjadi seseorang yang sukses, kamu akan menyadari kesalahanmu menyakitiku. Kelak aku berharap saat kita telah sama-sama dewasa, kamu menyadari bahwa aku tak layak diperlakukan buruk.
Seperti hari ini saat aku menyadari bahwa segala kesalahan yang kamu lakukan, karena aku tak pernah jelas menyampaikan maksudku. Segala perilaku menyakitkan yang kamu lakukan karena aku tak bisa menjelaskan perasaanku dengan utuh dan benar.
Seperti aku menyadari bahwa segala kata-kata kasar, tindakan memaksa, dan kemarahan yang kamu sampaikan karena aku tak bisa membuatmu sadar kondisiku. Kelak, setelah semua ini selesai, dan kita telah sama-sama menyintas. Aku ingin kamu tahu, aku masih mencintaimu, meski aku menyadari betapa semuanya terlambat dan tak bisa lagi diperbaiki.
Aku berharap kamu akan menemukan seseorang yang mencintaimu dengan tulus. Seseorang yang bisa mengutarakan perasaannya dengan jelas. Seseorang yang tak akan membuatmu menangis karena menungguku berjam-jam. Aku berharap ada orang yang akan peduli, mendengarmu dengan penuh, membuang ponselnya saat bersamamu, mendengar segala cerita dan lelucon garing yang kamu buat.
Aku berharap tak akan ada lagi ada orang yang menyakiti dan mematahkan hatimu. Aku berharap ia akan diterima oleh keluargamu, dicintai ibumu, disayang ayahmu, dan bisa menjadi seseorang yang kamu andalkan. Aku berharap Ia bisa menyupir mobil, menjemputmu untuk makan malam mewah, menjagamu saat mabuk, tapi tetap bersedia makan kerang rebus di pinggir kali.
Saat ini di satu tempat yang jauh, orang yang akan membahagiakanmu, mungkin sedang bekerja keras. Ia mempersiapkan rumah idaman yang kamu inginkan. Ia sedang membuat satu makanan kesukaanmu, mempersiapkan perjalanan ke pantai, dan sedang belajar bahasa asing untuk menemanimu ke luar negeri.
Aku berharap semua mimpimu tercapai.