Aku pernah ingat seseorang berkata, bahwa jatuh cinta itu proses yang ajaib. Kamu tak tahu kepada siapa akan suka dan kadang ia bisa jadi hal yang benar-benar tak masuk akal. Seperti suka pada ide tentang seseorang, suka pada orang yang tak pernah ditemui, atau bahkan jatuh cinta pada orang yang menyakitimu.
Tapi kupikir cinta adalah menunggu. Entah untuk kepergian atau menanti kedatangan. Ia ikhlas. Karena sadar bahwa seringkali yang putus tak akan kembali menyatu dan itu tak apa. Cinta tidak harus bersama. Kamu tetap bisa mencintai seseorang dan mencari jalan memutar ketimbang bertatap muka.
Kamu bisa tetap mencintai seseorang meski tak lagi bicara padanya. Kamu tetap bisa mencintai seseorang meski dilukai, meski ditolak, meski dibiarkan sendiri. Kamu bisa tetap mencintai seseorang meski ia tak lagi peduli dan kamu menderita sendiri. Kelak saat kamu menyadari hal yang kamu lakukan adalah kebodohan, kamu akan jadi lebih baik setelahnya.
Tapi aku tak ingin kamu jadi bodoh. Aku berharap kamu tak perlu lagi mengalami derita itu. Aku berharap kamu akan dicintai dengan sempurna. Dijadikan prioritas dan jadi nomor satu. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang menanyakan harimu, ingin tahu segala hal tentangmu. Aku berharap kamu menemukan orang yang bersemangat mendengar kebahagiaanmu, pencapaianmu, hal yang membuat dirimu sendiri bangga.
Aku tak ingin kamu menderita lagi. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang selalu menunggu kabarmu. Seseorang yang akan cemas jika melihatmu sedih. Seseorang yang menganggap kamu punya senyuman paling manis di kolong langit. Aku berharap kamu bisa menemukan orang yang bisa membuatmu tertawa saat sedih. Seseorang yang rela membagi mie goreng yang ia buat. Karena memang layak dicintai dan dibahagiakan.
Aku berharap kelak, seseorang akan bilang padamu, jika kamu punya mata yang demikian indah. Aku harap orang itu tahu jika matamu seperti gelap langit malam, membuat siapapun merasa ngantuk, dan menyadari bahwa pelukanmu memberikan kedamaian. Aku berharap orang itu akan menyadari betapa berharganya waktu bersamamu, mendengar suaramu, dan dicintai olehmu.
Aku berharap kelak, seseorang akan bilang padamu, jika tatapan matamu serupa selimut tebal yang membalut tubuhmu ketika hujan tiba, dengan kehangatan yang melenakan. Aku berharap siapapun yang akan bersamamu menyadari, bahwa matamu adalah keteduhan, seperti doa-doa khusyuk para pendosa, yang memberikan kepastian bahwa mungkin hidup yang brengsek ini, masih layak dijalani.
Aku tak tahu harus menulis apa lagi. Malam makin larut. Besok, jika kamu membaca ini, aku harap kebahagiaan mengikutimu sepanjang hari.