Aku akan jujur padamu. Jarang sekali aku ingin menulis puisi tentang cinta, kadang setiap kali aku mencoba menulis tentang cinta tanganku kaku kesemutan, untuk menunjukkan padaku betapa menyakitkannya cinta itu.
Terkadang pensil-pensil yang kugunakan patah, hanya untuk menunjukkan jika kini dan nanti, cinta membutuhkan lebih banyak kerja keras, dari apa yang telah kamu rencanakan.
Kudengar cinta itu buta maka aku menulis semua puisiku dalam huruf braile dan puisi-puisiku tak benar-benar selesai, karena cinta tak pernah selesai.
Aku selalu percaya, sebenar-benarnya cinta serupa supermodel sebelum ia dirias. Murni dan sumbing seperti yang diinginkan Tuhan.
Aku akan jujur, aku bukan seorang penyair cinta, tapi jika aku harus bangun besok pagi dan memutuskan untuk menulis tentang cinta, puisi pertamaku akan tentang dirimu.
Tentang bagaimana aku mencintaimu seperti aku belajar mengendarai sepeda.
Penuh rasa takut, gegabah tanpa bantuan roda tiga atau pengaman siku, sehingga bekas luka-luka pada tangan itu akan menjadi cerita bagaimana aku jatuh cinta padamu
Aku akan jujur, aku bukan seorang penyair cinta, tapi aku akan menulis bagaimana aku mengingatmu pada setiap pantulan buram, pada setiap kaca yang ada.
Kamu tahu, aku telah menulis jutaan puisi, berharap entah bagaimana caranya, mungkin pada satu hari kamu akan melompat dari halaman itu dan lebih dekat padaku.
Kamu tahu, aku bukan seorang penyair cinta, tapi jika aku harus menulis tentang bagaimana gegabahnya dirimu, untuk berani-beraninya jadidemikian cantik, bahkan pada hari-hari di mana sekitarmu demikian buruk.
Aku akan menulis tentang bulu matamu dan bagaimana mereka serupa senar violin yang memainkan simfoni-simfoni setiap kamu mengedipkan mata.
Jika aku seorang penyair cinta, aku akan menulis bagaimana aku meleleh di hadapanmu serupa patung es setiap aku mendengar getaran pada suaramu.
Setiap melihatmu berjalan ke arahku, jantung di dalam dadaku berlompatan, ia mendaki tulang-tulang rusukku serupa monyet bergelantungan dan aku merasa jadi kanak-kanak lagi.
Aku tahu ini akan terdengar aneh, tapi kadang aku berdoa pada tuhan untuk mengembalikan kamu jadi tulang rusukku, sehingga aku tak akan pernah menghabiskan sepanjang hari tanpa dirimu.
Aku bersumpah aku bukan penyair cinta, tapi jika aku harus bangun besok pagi dan memutuskan untuk menulis tentang cinta, puisi pertamaku akan tentang dirimu.
*Diterjemahkan dari puisi Rudy Francisco.