Jeda

dhani
2 min readJul 7, 2020

Hal terbaik yang pernah kulakukan saat sedang lemah adalah mencari bantuan. Hal terbaik yang pernah kulakukan saat rindu adalah merelakan.

Aku merasa bahwa sebagai manusia kita wajar untuk merasa tidak berdaya. Kekuatan hanya perkara kemampuan bersiasat menghadapi masalah. Kekuatan tidak melulu perkara menaklukan sesuatu, ia bisa jadi keterampilan menyusun taktik menghadapi persoalan, bisa jadi kemampuan untuk bersabar menghadapi amarah, kemampuan untuk menahan diri, atau kemampuan untuk diam.

Beberapa hari setelah pengumuman bahwa pandemi Covid telah hadir di Indonesia, aku merasa bahwa keadaan akan makin memburuk. Kondisi memang makin memburuk. Aku seperti dipaksa menghadapi banyak hal dalam satu waktu, tanpa bisa bernafas, bersiasat atau bisa mempersiapkan iri untuk menghadapi yang berikutnya. Aku kemudian jatuh dalam kondisi terpuruk, membenci diri sendiri, dan tidak mampu melakukan apa-apa.

Mencari bantuan saat lemah tidak harus pada psikolog, kita bisa mengakui ketidakberdayaan diri pada teman, pada sahabat, pada keluarga, pada rekan kerja, pada atasan, pada mereka yang peduli. Kemampuan untuk mengakui bahwa tak bisa melakukan semua sendirian adalah bakat yang tak semua orang miliki.

Aku kemudian mengontak teman-teman, mengatakan kondisiku, lalu mereka memberikan jalan keluar. Awalnya kamu akan merasa malu karena meminta bantuan. Merasa bahwa sebagai manusia telah gagal. Tidak bisa mengatasi masalah sendiri, tapi kemudian kamu bersyukur bahwa mencari bantuan, alih-alih menyakiti diri. Hidupmu akan lebih baik, entah karena kamu belajar menghadapinya dengan bantuan orang lain, atau karena kamu sadar bahwa ada orang yang peduli padamu.

Jika kamu tak bisa, tak mau, atau belum mampu mencari bantuan, kamu bisa belajar untuk mengambil jeda. Kamu perlu memberikan dirimu waktu, memberikan dirimu sendiri kepercayaan untuk bisa kuat. Jeda memberimu peluang untuk menganalisa keadaan, apa yang bisa dilakukan saat ini, apa yang perlu dihadapi nanti. Tidak semua hal harus kamu jawab segera, tidak semua masalah harus kamu hadapi saat ini.

Kita kerap menolak mengakui bahwa kita lemah karena takut dianggap tidak bertanggung jawab pada diri sendiri. Takut dianggap tidak dewasa dan gagal menghadapi hidup. Ada perbedaan besar antara mengakui diri tidak mampu, lemah, dan tidak berdaya dengan menjadi tidak bertanggung jawab. Kita terlalu peduli pada komentar orang lain sehingga gagal mendengar suara sendiri.

Kecermatan kita memahami lingkungan, menghadapi masalah, dan menyelesaikan problem berbeda antara satu manusia dan yang lain. Kamu tidak harus kuat, tidak harus selalu jadi super, kadang kamu hanya perlu jeda, mengambil nafas untuk istirahat. Ketika kamu merasa kehilangan, ketika merasa tertekan, kamu hanya perlu mendengar dirimu sendiri. Ambil waktu untuk menarik diri dan beristirahat.

Manusia tidak didesain untuk terus menerus jadi kuat, kita didesain untuk terus belajar, beradaptasi, bermuslihat untuk menghindari ancaman, dan mengembangkan diri setelah bertahan dari problem yang diatasi. Kita terus tumbuh, kita akan jatuh, kita akan lemah, kita akan kalah, kita akan disakiti, kita akan dipaksa menyerah, tapi hidup terus berjalan dan kita akan jadi kuat setelahnya.

Manusia perlu jeda untuk membuat dirinya lebih baik. Kamu tak perlu merespon kemarahan segera, kamu tak perlu bereaksi saat ada hal yang membuatmu jengah, kamu hanya perlu menyadari bahwa kemarahan akan membawa penyesalan, dan diam bisa jadi cara paling baik untuk menjadi bijak. Kamu harus memilih perang mana yang bisa dan perlu dihadapi. Tidak semua hal perlu kamu hadapi sekarang juga.

Ambil jeda, tarik nafas, dan hadapi saat kamu mampu.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet