Ways to win my heart.
Aku tak tahu harus menulis apa. Kukira seperti kebanyakan orang lain di dunia, aku hanya ingin dicintai, diakui keberadaannya, dijaga perasaannya, dan dibiarkan menjadi manusia yang utuh tanpa harus menghilangkan dirinya sendiri. Mungkin agak rumit bagimu. Bukankah yang paling dasar kadang yang paling rumit? Yang paling sederhana yang paling sulit? Atau mungkin aku juga tidak jelas maunya apa, sehingga kadang mencintai diriku sendiri demikian merepotkan.
Kamu akan direpotkan oleh tembok dingin yang hanya bisa diam merespon emosi. Kukira aku seperti itu, tapi pelan-pelan, jika kamu cukup sabar, kamu akan menemukan jalan memutar lain. Sisi lain dari tembok itu akan memberimu perhatian atau kukira demikian. Intinya cara-cara memenangkan hatiku ini sepele, tapi juga rumit, aku sulit menjelaskannya. Aku tak tahu bagaimana membuat diri sendiri bahagia. Tentu kamu bisa memberiku buku, memberiku sepatu, atau makanan enak. Aku akan berterima kasih, tapi apakah cukup untuk membuatku menyukaimu? Itu persoalan yang lain.
Kukira aku ingin mendengar apa lagu kesukaanmu? Mengapa lagu itu penting? Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar itu? Aku ingin kamu bercerita panjang tentang dirimu sendiri. Aku ingin tahu kejadian apa yang membuatmu jadi dewasa? Bagaimana kamu melewatkan masa kecilmu? Apa yang membuatmu memilih hidup setiap hari? Kukira daripada benda-benda, daripada hal-hal yang akan lapuk dan rusak oleh waktu, aku berharap kita bisa berbagi cerita yang kelak akan kuingat seumur hidup?
Aku pernah kehilangan dan melewatkan banyak orang yang kucintai. Aku tak ingin mengalami pengalaman serupa lagi. Seratus pertemuan terlalu sedikit, dan satu perpisahan terlalu menyakitkan. Maka aku ingin kita bercerita bersama-sama. Tentang tato di tanganmu, tentang bekas luka di keningmu, tentang alasan mengapa kau pindah ke pulau yang jauh, dan segala hal yang membuatmu merasa hidup layak dijalani. Kamu tahu? Aku pikir kita perlu merayakan hal-hal yang sepele seperti rintik hujan, wangi bunga, getir kopi, dan jalan mendaki.
Aku selalu menemukan alasan untuk bangun pagi. Tapi bisakah kamu berbagi alasan mengapa setiap malam kamu bisa tidur nyenyak? Apa yang membuatmu terlelap setiap hari? Bagaimana kamu menikmati bakso? Apakah kamu menyesap kuahnya polos tanpa campuran saus dan kecap? Apakah kamu mengaduk bubur yang kamu makan? Apakah kamu makan indomie goreng sebelum tidur? Hal-hal yang kita anggap tak pernah penting, hal yang dianggap biasa saja, kukira bisa menjadi hal yang menyatukan kebersamaan.
Bagaimana cara untuk membuatmu membaca buku? Apakah kamu dekat dengan ibumu? Aku ingin tahu segala cerita tentangmu dan kuharap kita bisa jadi lebih baik setelahnya. Apakah kamu akan mabuk jika minum bir? Bagaimana kamu menyesali kesalahanmu? Aku ingin tahu hal yang membuatmu khawatir, hal yang membuatmu bersedih, hal yang tak bisa kamu toleransi, dan segala hal yang jadi berharga bagimu ketika dewasa.
Aku berharap dengan menjadi manusia, menjadikan orang lain setara, mengetahui kisahnya, mengetahui latarbelakangnya, akan membuat kita saling mengerti, dan pada akhirnya menjadi karib. Apakah kamu juga sama? Apakah kamu berharap bisa mengenal semua orang dan memahami mengapa dia jadi dia? Mengapa ia memilih jadi manusia yang menyebalkan atau mengapa dia demikian riang gembira?
Mungkin perbincangan panjang, berbagi makanan, duduk di teras menjelang malam, setelah dua jam jalan kaki akan membuat kita mengerti satu sama lain. Aku berharap ini bisa memberimu gambaran bagaimana memenangkan hatiku.