Hari Kesembilan

dhani
1 min readSep 19, 2020

Write about your happiness.

Aku bekerja untuk membuat video. Atau kupikir demikian. Sejak dua tahun lalu aku belajar untuk membuat cerita visual. Berawal dari tawaran teman untuk memproduksi video dokumenter pendek. Belajar menulis naskah untuk konten visual ternyata menyenangkan.

Aku harus memikirkan banyak hal. Mulai dari musik, gambar, ilustrasi, cerita, dialog, pakaian, hingga pembabakan. Aku merasa bahagia ketika video yang kubikin tepat sasaran dan punya nilai guna. Kamu tahu? Ditonton orang dan yang menonton merasa mendapat manfaat. Agak klise dan norak, tapi kupikir manusia yang tak punya manfaat, akan merasa segan seumur hidupnya.

Jika kamu punya depresi dan gangguan kecemasan, bekerja normal bisa jadi sangat susah dilakukan. Kamu harus melawan dirimu sendiri, untuk berfungsi kamu harus melawan setan dalam kepalamu, ia akan menjadi beban ganda ketika kamu tak punya teman, rekan berbagi. Kegilaan itu akan membuatmu merasa dibelenggu tapi kamu tak bisa lepas.

Setiap hari adalah pertempuran. Seperti Vietkong yang melawan penjajah Amerika, kita berusaha bekerja sebaik-baiknya sembari berfungsi melawan depresi. Kita harus bergerilya, seperti menangis di kamar mandi kantor, menahan GERD di kendaraan umum, kurang tidur, sampai telat gaji. Atas nama passion, eksistensi, dan aktualisasi diri. Tapi kelak kita akan belajar bahwa kebahagaiaan adalah kondisi diri, sesuatu yang bisa kita ciptakan sendiri, kamu hanya perlu tahu caranya.

Bekerja jadi satu kegiatan menggembirakan ketika ia membebaskanmu dari cemas dan ketakutan. Aku pikir aku beruntung bekerja di kantorku sekarang. Bertemu banyak orang yang mau berbagi ilmu dan kepedulian. Semoga kamu juga akan semangat serupa dan alasan berbahagia selalu.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet