Bagaimana Cara Hidup Di Bawah Pemerintahan Yang Saban Hari Mengecewakanmu?

dhani
3 min readFeb 29, 2024
French Revolution: a prisoner sits in the middle of a crowded prison room as a woman nearby pleads with an official. Aquatint and etching by A. Riffaut after Ch. Muller.

Harga beras naik, Prabowo jadi jendral, anak presiden dengan IPK 2.3 menjadi wakil presiden, dan segala hal yang terjadi belakangan ini mungkin membuatmu cemas, membuatmu lemas, membuatmu kecewa. Tapi bukankah hidup memang seperti itu? Ia lahir dari rangkaian kekecewaan yang mengeras, jadi batu, lantas membuatmu kebas dan tak lagi bisa peduli hal lain.

Kukira hidup di bawah pemerintah yang saban hari seolah punya misi membuatmu patah hati perlu siasat agar bisa tetap waras. Ini penting, agar kita bisa memahami bagaimana cara bertahan dan beradaptasi. Satu-satunya kelebihan manusia berbeda dengan binatang, itu pun jika penting, adalah kemampuan kita peduli berempati dan simpati.

Kita bisa tak peduli pada Aksi Kamisan karena sibuk mengantri beras, kita bisa tak peduli dengan hancurnya bentang alam Sangihe karena ingin mendapat bansos, tapi kita bisa mengambil jeda. Berapa banyak bansos dan berapa kilo beras yang bisa kita tukar untuk bisa peduli dengan nasib muram orang lain?

Kita bisa merasakan saat ini ada ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah yang makin menurun. Akan sangat mudah menyalahkan orang lain karena mereka egois dan lebih memilih mendapatkan bansos dan uang daripada berpikir kritis ketika pemilu. Tapi apa yang sudah terjadi, ya sudah. Beberapa dari kita mengambil keputusan dengan pengetahuan yang mereka miliki saat itu dan mungkin menerima bansos adalah pilihan paling benar.

Empati itu semestinya dua arah. Kepada mereka yang menderita dan kepada mereka yang tak bisa memahami derita orang lain. Tidak semua orang memiliki empati dan kepedulian secara alami, namun rasa solidaritas adalah keterampilan yang bisa diajarkan. Melalui pendidikan, pengalaman hidup, dan kesadaran akan pentingnya saling mendukung, kita dapat membangun hubungan yang kuat di antara individu-individu dalam masyarakat.

Saat ini yang bisa dilakukan adalah memelihara kepedulian, memelihara semangat, bara yang coba dipadamkan dari rangkaian kabar buruk. Mulai dari: bukan dipecat, tapi pensiun dini. Tidak ada harga beras mahal, semua terjangkau. Banjir dan taifun. Kebakaran hutan dan longsor. Hilangnya ekosistem pesut mahakam. Hingga ancaman kepunahan orangutan. Yang bisa kita lakukan adalah saling menjaga punggung satu sama lain. Bersolidaritas.

Solidaritas memungkinkan kita untuk merasakan dan memahami penderitaan orang lain, serta memberikan dukungan dan bantuan saat diperlukan. Dengan memupuk rasa solidaritas, aku dan kamu, dapat membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesejahteraan sesama, bahkan di bawah pemerintahan yang mengecewakan.

Akan ada waktu dimana kita tak lagi bisa percaya terhadap segala institusi yang ada. Lantas kita akan diadu satu sama lain, warga melawan warga. Maka yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan menjaga kestabilan mental diri dan meredam emosi secara kolektif. Hubungi kawanmu, buat support system yang kamu percaya. Bagi sesuai kebutuhan. Kelompok untuk memberikan dukungan mental, dukungan finansial, dukungan spiritual, dan jika perlu berserikat dan berorganisasi.

Kita perlu belajar, melalui pendidikan dan kesadaran politik. Perlu membangun pemahaman yang lebih baik tentang politik dan sistem pemerintahan, Maka mulai kelompok studi untuk belajar cari alternatif partisipasi warga negara di luar partai, di luar pemilu, gunakan hak suara dan aksi-aksi sosial untuk mempengaruhi perubahan. Jangan lakukan sendiri, ingat ini semua perlu solidaritas dan kolaborasi bersama.

Bangun hubungan yang kuat di antara masyarakat untuk mengatasi kesulitan bersama-sama. Ajak kenalan tukang sayur langganan, penjaga parkir, kurir paket, petugas listrik, tanya kabar mereka, dengar keluhan mereka, catat kepedulian mereka, lalu jika perlu ajak untuk bergerak bersama. Tawarkan, tapi jangan memaksa. Himbau, tapi jangan menuntut. Bilang, jika kamu mau, kita bisa berjuang bersama.

Bagiku ini adalah cara terbaik bertahan hidup di bawah pemerintah yang lahir untuk membuatmu kecewa. Aku percaya siasat terbaik mengatasi rasa putus asa adalah dengan mencari harapan dan motivasi dalam keadaan yang sulit. Menyadari bahwa ada kekuatan di balik keterbatasan. Kita hanya perlu menemukan cara untuk berkembang dan bertahan di tengah tantangan.

Jika support system ayang kamu berjalan, kenalan yang kamu tahu mulai peduli, minta mereka untuk mulai membangun komunitas yang dekat. Lantas buat simpul-simpul gerakan. Kita bisa menggunakan pengalaman bersama untuk memperkuat ikatan sosial dan menciptakan perubahan positif. Karena aku percaya menghadapi kenyataan hidup di bawah pemerintahan yang mengecewakan bukanlah hal yang mudah.

Meski demikian aku berharap kamu masih bisa menikmati hidup. Berjalan kaki di pagi hari sembari menghirup udara yang segar, melihat horizon ketika matahari mulai turun jelang magrib, mendatangi konser untuk bernyanyi dengan idolamu, memasak sambal super pedas dengan lalap dan ikan asin kesukaan. Aku berharap kamu menemukan cara bertahan dengan kegembiraan.

Sembari bertahan, sembari berjejaring, sembari saling jaga, aku harap kamu bahagia.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet