2021

dhani
3 min readDec 31, 2020
Textile sample (ca. 1920) by Gustav Klimt. Original from The MET Museum. Digitally enhanced by rawpixel.

Hai, apa kabar? Apakah kamu cukup tidur? Apakah kamu sudah makan hari ini? Aku berharap kamu baik-baik saja. Aku tahu 2020 sangat berat bagi kita semua, tapi aku berharap kamu tetap kuat, tetap punya alasan untuk hidup, tetap punya harapan bahwa besok akan lebih baik lagi.

Aku menulis ini di kota baru, jauh dari kamu, dan mungkin kita tidak akan bertemu dalam waktu dekat. Pandemi membuat kondisi tidak memungkinkan bagi kita untuk bertemu. Aku ingin kamu baik-baik saja, ini mengapa tidak menemuimu adalah usahaku mencintaimu.

Aku tak tahu apa yang aku bawa. Aku tahu aku sehat, aku tahu aku baik-baik saja, tapi dalam perjalanan menuju kamu, aku tak tahu penyakit apa yang bisa kubawa. Ini mengapa diam di rumah, tak menemuimu, dan tetap merawat diri adalah usahaku mencintaimu.

Aku berharap kamu cukup istirahat. Aku berharap kamu tidak mengorbankan waktu tidurmu untuk bekerja. Aku berharap kamu tidak mengorbankan waktu liburmu untuk mengerjakan tenggat. Aku ingin kamu tahu tidak ada pekerjaan yang cukup penting dan layak dilakukan dengan mengorbankan diri sendiri. Hidup bukanlah kompetisi, nilai dirimu tidak diukur dari seberapa banyak pekerjaan yang bisa kamu lakukan dalam sehari.

Malam ini, menjelang tahun baru, mungkin akan ada orang-orang di media sosial yang membagikan capaian mereka dalam hidup di sepanjang 2020. Aku berharap kamu tak merasa cemas, takut, atau merasa tak berguna karena melihat capaian hidup orang lain. Aku ingin kamu tahu, kita bisa hidup, bisa sehat, dan bernafas hingga malam ini adalah capaian tersendiri.

Kecemasan hanya akan melahirkan penyakit baru, aku tahu ini, karena aku punya kecemasan, tapi keberadaanmu membuatku merasa hidup layak dijalani. Aku tahu kamu kompetitif, kamu ingin bekerja lebih baik, mencapai target, atau memperoleh bonus. Tapi hidup bukan hanya soal itu aja. Aku ingin kamu percaya ini, bahwa mampu bangun tidur, bernafas, dan bisa tersenyum adalah prestasi.

Aku juga tahu bahwa beberapa dari kita tahun ini kehilangan pekerjaan, kehilangan orang tersayang karena pandemi, berpisah dengan kekasih karena jarak, waktu, dan hal-hal sepele lainnya. Tapi aku berharap kamu akan tetap kuat. Kamu boleh kok berduka tahun ini, tahun depan, dan kapanpun kamu butuh. berduka adalah upaya merasakan cinta, merelakan kehilangan, dan meratapi perpisahan. Berduka, menangis, dan bersedih bukan tanda kelemahan, ia adalah tanda kamu manusia, kamu merasakan, dan yang jelas bukan baper.

Aku berharap kamu yang merasa tak cukup akan dikuatkan dan punya alasan untuk merasa utuh. Dan buat kalian yang terluka, aku berharap kalian akan bangkit. Ingatlah kadang pemulihan, kesembuhan diri, bisa terlihat seperti tangis sendiri di malam hari, usaha bangun pagi, membersihkan kamar, makan sehat, dan berolahraga. Ia juga bisa tetap sendiri dan mencintai diri sendiri.

Tahun baru akan datang beberapa jam lagi. Aku berharap kamu lebih percaya pada dirimu sendiri. Kamu tak perlu mengorbankan diri sendiri terus menerus. Tahun baru adalah saat untuk meninggalkan pekerjaan yang membuatmu tak bahagia, hubungan yang menyakitimu, keluarga yang menindasmu, pasangan yang membuatmu sedih.

Kamu tak egois karena memprioritaskan diri sendiri dan kebahagiaan tak melulu lahir dari menyenangkan orang lain. Aku berharap kamu tahu nilamu sendiri, kamu layak bahagia, kamu tidak layak disakiti, kamu tak layak mendapat kata-kata kasar, kamu tak layak diperlakukan dengan buruk, dan cinta tidak akan membuatmu menderita.

Aku berharap kamu baik-baik saja di sana. Aku tak tahu siapa yang butuh ini, tapi tahun depan akan lebih baik. Mungkin akan sama beratnya, mungkin akan membuatmu lebih terpuruk, tapi keadaan akan membaik. Kamu hanya perlu kuat, hanya perlu bangkit, dan hanya perlu keras kepala. Dan jika tak ada yang mengatakan ini padamu, hidupku akan berbeda tanpamu, aku berharap kamu tetap hidup.

Aku sayang kamu.

--

--

dhani
dhani

Written by dhani

Spinning tales with the remnants of broken hearts, because why waste good pain?

No responses yet